Kamis, 29 Maret 2012

Mengenali Masalah Pertumbuhan Bayi

http://www.babyfirstyear.org/wp-content/uploads//baby-cry.jpg?9d7bd4
Perkembangan bayi di belahan dunia manapun akan mengikuti pola yang sama. Setelah menguasai satu tahapan milestone, bayi belajar menguasai tahapan selanjutnya. Sayangnya ada bayi yang lebih lambat berkembang dari milestone yang berlaku. Namun, hal tersebut tidak perlu Anda khawatirkan.

Berikut tanda-tanda yang harus Anda waspadai:

1. Pola tidur tidak teratur. Pada bulan pertama, bayi tidur selama 13-16 jam sehari, tapi dalam pola yang tidak teratur. Ketika menginjak usia 4-6 bulan, bayi seharusnya sudah mengembangkan pola tidur yang teratur dan bisa tidur sepanjang malam. Namun, bayi yang mengalami masalah perkembangan tidak punya pola tidur yang teratur. Waktu tidur bayi tidak konsisten dan dia tidak   bisa tertidur sendiri. Pantau selalu tidur bayi untuk mengetahui apakah bayi mengalami gangguan seperti sleep apnea (napas terhenti). Gangguan tidur ini  bisa mempengaruhi kualitas tidurnya. Kurang tidur menciptakan reaksi berantai pada perilakunya di siang hari, misalnya anak rewel atau terlalu aktif.

2. Pola makan tidak teratur. Makanan yang cukup dan sehat selama satu tahun pertama penting karena pertumbuhan dan perkembangan bayi banyak terjadi di tahun pertama hidupnya. Disarankan bayi makan sesuai   kebutuhannya, kapanpun dia lapar tidak perlu dijadwalkan.  Bayi pasti membentuk pola makannya sendiri. Seiring dia tumbuh, pola makannya tumbuh juga. Jarak waktu antar makan semakin jauh dan bayi akan makan dengan lahap. Lihat tanda-tanda apakah bayi sudah cukup makan. Bayi yang makan dengan baik dalam dua minggu   akan mendapatkan berat badannya kembali sama seperti ketika dia lahir. Karena biasanya bayi  berkurang berat badannya setelah lahir. Berat badan bayi  normalnya akan bertambah sekitar 1-1,5 ons perhari.

3. Hampir selalu menangis. Menangis adalah bentuk komunikasi bayi pada orang tuanya. Hal ini normal dilakukan oleh bayi ketika dia merasa lapar, mengantuk, butuh perhatian, merasa tidak nyaman, popoknya perlu diganti dan lain-lain. Biasanya begitu kebutuhannya terpenuhi, bayi akan berhenti menangis. Memang adakalanya Anda kesulitan untuk mengetahui penyebab dia menangis. Tapi  bayi yang punya masalah dalam pertumbuhannya hampir selalu menangis. Menghadapi bayi dengan tenang membantu Anda mengenali kebutuhan si kecil.

4. Hampir selalu rewel. Bayi biasanya rewel ketika dia berusia 2-3 minggu dengan puncaknya pada usia 6 minggu. Rewelnya akan hilang  di usia 3-4 bulan. Biasanya berlangsung 2-4 jam sehari. Rewel yang normal, umumnya terjadi di waktu yang sama setiap hari dengan intensitas yang sama. Bayi juga merespon hal yang sama ketika ditenangkan, seperti digendong atau diayun-ayun. Namun, cara tersebut hanya belangsung beberapa hari sehingga Anda butuh menggunakan cara berbeda untuk menenangkannya. Bayi yang punya masalah perkembangan hampir selalu merasa terganggu. Bila mulai  rewel, dia  sulit   ditenangkan. Waspada bila hal ini terjadi ketika sudah lewat usia 4 bulan, bisa jadi bayi mengalami cidera fisik seperti terkilir atau patah tulang, atau bayi menderita penyakit.

5. Jarang bersuara. Bayi mulai mengeluarkan suara “ooh” atau “aah” sekitar usia 2-3 bulan. Ketika menginjak usia 4-6 bulan bayi mulai mengoceh (babling) mengeluarkan kata “da-da” atau “ma-ma.” Dia tampak memberi respon ketika Anda tertawa atau menggelitikinya. Bayi menyerap kata-kata yang dia dengar, sehingga jika Anda ingin membantu perkembangan bahasanya ajak anak bicara atau bacakan dia buku cerita. Penting juga bagi Anda untuk mendengarkan dengan menatap matanya ketika dia ngoceh. Anda harus waspada bila usia 6 bulan anak tidak mengeluarkan suara atau berhenti ngoceh. Bawa anak ke dokter untuk membicarakan kemungkinan bayi mengalami keterlambatan bahasa atau punya masalah pendengaran.

6. Tidak tertarik dengan mainannya. Ketika menginjak usia 2-4 bulan, bayi mulai tertarik pada benda-benda  di sekitarnya. Anda bisa berikan dia mainan yang mengeluarkan bunyi, seperti rattle atau mainan bertekstur seperti soft book. Sayangnya rentang konsentrasi bayi memang masih pendek. Ketika Anda berikan mainan, bayi hanya mainkan sebentar kemudian sudah dia lupakan. Walaupun hanya sebentar, tapi si kecil sudah menunjukkan minatnya ketika disodori mainan tersebut. Anda tidak juga perlu khawatir bila si kecil lebih memilih memainkan benda-benda lain yang bukan mainannya seperti sendok atau gelas plastik. Bayi usia 5-6 bulan sudah bisa duduk dan menjangkau benda-benda yang ada di sekitarnya yang menarik perhatiannya. Bayi selalu tertarik dengan benda baru dan tidak harus berbentuk mainan. Anda harus waspada bila bayi tidak tertarik dengan benda-benda baru yang Anda berikan padanya.
7. Tidak menatap mata. Sekitar usia 6-8 minggu, bayi mulai melakukan kontak mata untuk pertama kali. Peristiwa ini sepertinya hanya sesuatu yang sederhana, tapi menunjukkan otak bayi berkembang dengan baik. Kontak mata juga menunjukkan perkembangan kemampuan komunikasinya. Milestone bayi memang tidak selalu sama. Bila bayi menatap Anda, tapi tidak fokus melihat Anda, mungkin perkembangannya hanya sedikit terlambat. Namun, jika hingga usia bayi lebih dari 3 bulan dan belum melakukan kontak mata, sebaiknya ajak bayi ke dokter untuk melakukan tes untuk mengetahui apakah bayi Anda mengalami masalah mata atau justru menemukan masalah lainnya. 
 

Sabtu, 24 Maret 2012

Baby Gym, Sehatkan dan Cerdaskan Bayi

http://www.glamour.com/sex-love-life/blogs/smitten/2010/03/25/12-mom-baby_sm.jpg
Baby gym adalah salah satu alat bantu belajar dan olah raga paling dini untuk bayi Anda. Dapat untuk merangsang sensori dan motorik bayi. Kini di pasaran, tersedia dalam beragam model dan tingkatan harga.

Mengapa penting punya baby gym? Anda perlu memberi rangsang pada bayi sejak dini. Dengan mainan ini, bayi 3 - 6 bulan, dapat memperoleh rangsang sensori dan motorik dalam bentuk menyenangkan. Bayi akan dapat stimulasi auditori dari beragam bunyi dan musik.  Ada kerlap-kerlip lampu menawan untuk merangsang matanya. Juga ada tombol yang dapat diraih anak dengan tangan dan kaki untuk melatih koordinasi mata-tangan-kaki.
 
Beragam asesori tambahan. Sesuai selera dan kocek Anda, bayi bisa Anda pilihkan yang bisa dibawa selama travelling, atau yang bentuknya agak besar dan idealnya untuk dipakai di rumah. Pilih juga yang memiliki beragam warna cerah menarik agar semangat main bayi terasah. Rattle atau kerincingan untuk merangsang pendengaran dan ketrampilan jemari juga menjadi asesori wajib baby gym yang baik. Mainan lembut beragam bentuk dan warna juga jadi asesori yang pada umumnya ada pada alat ini.
 
Waktu yang tepat. Biasanya usia "0 + " atau "3+" tertera pada kemasan baby gym. Pilihlah sesuai dengan tahapan perkembangan bayi. Usia 3 - 6 bulan memang paling pas untuk dikenalkan baby gym. Antara lain, karena bayi sudah mulai merespon kondisi di sekelilingnya. Ia pun juga mulai pintar memfokuskan pandangannya. Mulai melihat benda-benda disekitarnya. Jika Anda coba menggerakkan mainan ke kanan atau ke samping, pandangannya sudah mulai bisa mengikuti arah gerakan. Ia juga mampu meraih benda yang menarik perhatiannya. Saat usianya menginjak 6 bulan, ketika bobotnya bertambah, dan ia sudah mulai banyak bergerak, Anda harus mulai menyediakan mainan lain yang menunjang dorongan bayi untuk belajar jalan. Baby gym biasanya sudah tidak cocok lagi jadi alat mainnya dan tidak bisa menahan bobot tubuhnya saat ia mulai belajar berdiri.
 
Teman bermain. Anda sebagai orang tua harus menemaninya bermain. Meskipun alat ini pasti membuat bayi jadi sangat sibuk. Anda bisa menciptakan suara-suara saat ia mengekplorasi ketrampilan dengan alat ini. Di samping, tentu tugas Anda adalah menjamin keamanan bermain bayi.
 
Keamanan mainan. Sebaiknya pilihlah baby gym yang terjamin kualitasnya, terutama karena ini adalah mainan untuk bayi. Anda harus memastikan bahan pembuat aman untuk dimasukkan bayi ke mulut, demikian pula suara yang diproduksi tak membuat bayi terkejut. Senantiasa periksa kondisi baterai, karena ada produk yang menggunakannya untuk memproduksi cahaya lampu, suara dan musik.
 
Cara pakai baby gym:
  • Tidurkan buah hati Anda dengn posisi terlentang di atas alas baby gym
  • Goyangkan mainan tersebut hingga berbunyi
  • Bantu tangan bayi untuk meraih maian yang terletak diatasnya hingga berbunyi

Sumber : Ayahbunda.co.id

Kamis, 22 Maret 2012

Menyiasati Bayi Gumoh

Bukan hal yang aneh jika bayi Anda gumoh sesaat setelah disusui. Namun bukan berarti hal itu bisa dibiarkan begitu saja. Atasi dengan tepat agar bayi tidak gumoh sehabis disusui.
Di awal-awal kehidupannya, bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni di usia 12–16 minggu.

Kenali penyebabnya. Penyebab terjadinya gumoh pada bayi memang bisa bermacam-macam. Di antaranya adalah:
  • Volume lambung bayi masih kecil, sementara susu yang ditelan bayi melebihi kapasitas lambung. Ini penyebab paling umum. Masalahnya makin menjadi karena bayi senang menggeliat. Padahal, gerakan ini membuat tekanan dalam perut tinggi, sehingga jadi gumoh. Sebenarnya, gumoh masih normal sepanjang jumlah cairan yang keluar dan masuk seimbang.
  • Klep penutup lambung bayi belum sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. Nah, di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum sepenuhnya berfungsi sempurna. Akibatnya, kalau ia langsung ditidurkan setelah disusui, dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Untuk mengurangi gumoh, berikan susu sedikit demi sedikit.
  • Menangis berlebihan. Tangis seperti ini membuat udara yang tertelan juga berlebihan, sebagian isi perut bayi akan keluar. Memang, bisa jadi bayi Anda menangis karena tidak bisa menelan susu dengan sempurna. Kalau sudah begini, jangan teruskan pemberian ASI. Bisa-bisa, susu malah masuk ke dalam saluran napas dan menyumbatnya.
Cegah dan atasi. Sebetulnya, gampang kok membuat bayi tidak gumoh.
  • Posisi menyusu musti pas. Pastikan seluruh bibirnya menutup puting susu serta daerah berwarna hitam di sekitarnya (aerola). Dengan begitu, kemungkinan udara yang masuk dan tertelan selama menyusu bisa diperkecil.
  • Kalau gumoh berlebihan, tengkurapkan bayi. Udara yang terperangkap di lambung akan lebih mudah keluar. Juga, masuknya cairan ke paru-paru bisa dicegah.
  • Jangan langsung banyak minum. Lebih baik, bayi minum sedikit-sedikit, disendawakan, lalu minum lagi. Dengan cara ini, udara tidak sempat “mampir” ke lambung.
  • Bila bayi gumoh terus secara berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk dicarikan penyebabnya. Bisa jadi, bayi menderita alergi. 

  • Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/menyiasati.bayi.gumoh/001/001/215/1/4

Rabu, 21 Maret 2012

Ajak Bayi Berolahraga!

Seiring hilangnya gerak refleks bawaan lahir, bayi mulai bisa berlatih mengontrol tubuhnya. Saat inilah Anda mulai bisa mengajaknya “mengolah” tubuh dengan menggerakkan otot dan saraf anggota tubuh dengan berolahraga. Olahraga atau baby gym juga membuat tumbuh kembang bayi optimal!

Seperti apa olahraga bayi? Tentu tidak seperti olahraga dewasa. Yang pasti jangan paksakan gerakan kalau dia belum bisa. Sesuaikan baby gym dengan perkembangan kemampuan motoriknya. Di kota besar tersedia sport centre khusus bayi. Biasanya di sana ada pelatih yang memang ahli olah tubuh bayi dan balita. Dengannya, Anda bisa bekerja sama.

Pilih yang aman dan nyaman.
  • Pilih waktu yang tepat. Berolah tubuh di luar rumah, pilih saat sinar matahari tidak terik. Misal, pagi pukul 07.00-07.30 atau sore pukul 16.00-17.00
  • Di dalam rumah, suhu ruangan hangat dan sirkulasi udara baik.
  • Perhatikan keamanan. Jangan ada remah di lantai yang bisa menempel di tangan dan masuk ke mulut bayi. Begitu jug abenda kecil speerti kancing baju, kerikil atau kamper. Dan lantai tidak licin.
  • Ruangan terbuka jauh dari meja, kursi, lemari atau perabot keras lainnya, misal guci dan pot tanaman.
  • Di luar rumah pakai alas, hindari hewan kecil yang bisa merayap dan menggigit bayi. Singkirkan benda tajam.
Sebelum mengajak bayi berolah tubuh perhatikan:
Bayi:
  • Sehat. Tidak sedang demam, diare atau kejang-kejang.
  • Terjaga, senang dan kenyang. Bisanya 2 jam setelah dia bangun tidur atau makan adalah waktu yang tepat.
  • Kenakan pakaian nyaman dan tidak menganggu gerakan.
Anda:
  • Tubuh fit atau segar
  • Sediakan waktu khusus yang tidak diganggu hal lain, minimum 10 menit.
  • Tangan bersih dan hangat. Kuku jari pendek, tanggalkan perhiasan agar tidak menggores kulit bayi. 
sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/ajak.bayi.berolahraga/001/001/1357/44/1

Selasa, 20 Maret 2012

6 Refleks Wajib Dimiliki Bayi

Walau baru lahir, gerakan bayi sudah sangat aktif yang didominasi gerakan refleks. Anda bisa mencermati 6 gerakan refleks yang harus dimiliki bayi baru lahir, yakni:
  1. Refleks melangkah. Bila tubuh bayi dipegang pada bagian bawah ketiaknya dalam posisi tegak (pastikan kepalanya tertopang dengan baik!), lalu kakinya menyentuh bidang yang datar, secara otomatis bayi akan meluruskan tungkainya seolah-olah hendak berdiri. Begitu tubuhnya dimiringkan ke depan, kakinya akan bergerak seakan-akan ingin melangkah.
  2. Refleks mencari puting (rooting). Begitu sudut bibir dan pipi bayi disentuh dengan tangan Anda, bayi akan langsung memiringkan kepalanya ke arah datangnya sentuhan dengan mulut yang membuka.
    Catatan: Bila pipinya bersentuhan dengan payudara Anda, bayi akan langsung memiringkan kepalanya dan mengarahkan mulutnya untuk mendapat ASI.
  3. Refleks menghisap. Bila bibirnya disentuh dengan ujung jari Anda, secara otomatis bayi akan membuka mulutnya dan mulai menghisap.
    Catatan: Ketika puting susu masuk ke dalam mulutnya, ia akan langsung menghisap ASI.
  4. Refleks menggenggam (babinski). Kalau jari Anda diletakkan di tengah telapak tangan atau di bawah jari kakinya, secara otomatis bayi akan menekuk dan mengerutkan jari-jarinya seolah-olah ingin menggenggam atau menjepit dengan erat.
  5. Refleks moro. Bila Anda memukul keras-keras atau menarik alas tidurnya serta mengangkat dan menurunkan tubuhnya secara mendadak, maka kedua tangan serta kakinya akan merentang dan menutup lagi. Bersamaan dengan itu, jemarinya pun menggenggam.
  6. Refleks leher asimetrik tonik. Refleks ini memang agak sulit terlihat. Meski begitu, bisa Anda amati. Caranya? Baringkan bayi Anda, lalu miringkan kepalanya ke kiri misalnya. Nah, tangan kiri bayi Anda akan segera merentang lurus ke luar, sedangkan tangan kanannya akan menekuk ke arah kepalanya.
    Catatan: Refleks ini paling jelas terlihat saat bayi sudah berusia 2 bulan, namun akan menghilang saat usianya 5 bulan.
Hilang dengan sendirinya. Peran gerak refleks pada bayi baru lahir memang amat penting, sehingga dokter akan memeriksanya dengan seksama. Selain melihat ada tidaknya refleks, ia juga akan memeriksa apakah gerak refleks bayi muncul secara simetris atau tidak. Pemeriksaan ini besar artinya karena interpretasi terhadap gerak refleks hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar piawai.

Meski begitu, Anda bisa juga ikut memantau beberapa gerak refleks bayi di rumah. Bukan apa-apa. Biar Anda tahu sejauh mana perkembangan fungsi sistem saraf pusat dan koordinasi motorik bayi Anda.

Yang pasti, ada beberapa refleks yang tidak akan seterusnya ada. Sejalan pertambahan usia plus pertumbuhan fisik dan kemampuan fungsi organ tubuhnya, beberapa refleks memang akan hilang. Atau, bisa juga gerak refleks tadi berkembang jadi gerakan yang lebih terkontrol.

Bahkan, bila masih ada saja refleks yang seharusnya sudah hilang di usia tertentu, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi, ini menandakan adanya gangguan pada proses perkembangan bayi.

sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Terbaru/Terbaru/refleks.bayi.baru.lahir/001/001/563/3

Minggu, 18 Maret 2012

Melegakan Hidung Tersumbat

Sumber : http://motherandbaby.co.id/files/image/PAA300000034.jpg
Bila Si Kecil pilek, ada beberapa cara agar buah hati Anda bisa bernapas lega. Tip berikut bisa Anda coba:
1. Dengan alat penghisap
Bersihkan bagian yang akan dimasukkan ke hidung bayi dengan cara disteril (dengan alat steril botol) atau kapas yang diolesi alkohol 70%. Tenangkan bayi sebelum penghisapan dilakukan agar Anda dapat memasukkan alat dengan tepat. Masukkan alat ke dalam hidung bayi, tetapi jangan terlalu dalam. Tekan ujung karet lalu lepas perlahan saat sudah di dalam hidung. Lakukan dengan lembut, agar hidung bayi tidak teriritasi.
2. Meneteskan NaCl atau larutan garam murni
Anda bisa mendapatkan larutan obat tetes NaCl fisiologis 0,9% (20 ml) di apotik. Fungsinya, untuk melembabkan selaput dalam saluran pernapasan bayi, melancarkan sumbatan hidung, dan mengencerkan ingus agar mudah dikeluarkan. Cara memberikannya adalah dengan memasukkan sedikit bagian ujung pipet lalu teteskan lembut.
3. Tekan lembut hidung dan sekitarnya
Pijatan lembut hidung dan sekitarnya akan merelaksasikan pernapasan bayi, ini membantu lendir keluar dengan mudah. Bersihkan hidung dari bekas lendir yang mengering menggunakan kapas atau kain basah.
4. Balsem pelega pernapasan
Oleskan balsem pelega pernapasan khusus bayi, di bagian dada, leher dan punggung, sambil memijat lembut. Cara lain yaitu dengan cara meneteskan minyak kayu putih ke dalam mangkuk berisi air panas di salah satu sudut ruangan, terutama di area kamar yang merupakan wilayah pertukaran udara.

Sabtu, 17 Maret 2012

Kiat Mengusir Kolik

Enam dari 10 bayi menderita karena kolik. Pijat dapat meredakan nyeri dan mencegah serangan gangguan pencernaan ini.

Tenangkan diri Anda dulu sebelum memijat bayi kolik. Karena, memijat bayi yang sedang menjerit-jerit saat Anda sendiri tegang, hasilnya kurang baik. Ya, konsentrasi Anda jadi terganggu. Ambil langkah-langkah menenangkan diri seperti menarik napas panjang, meminta orang lain menggendong bayi agar Anda bisa keluar ruangan, menenangkan diri sejenak, dan lain-lain.

Hanya pada serangan kolik, bayi yang sedang menangis boleh dipijat. Karena, sebenarnya pijat tidak dianjurkan untuk dilakukan pada bayi yangsedang menangis. Jadi, dalam konteks serangan kolik yang menyakitkan dan membuat bayi tidak nyaman, aturan tersebut jadi pengecualian.

Untuk mulai memijat bayi, berikut tahapannya
  • Lakukan sekuen pendekatan:  baringkan bayi di lantai beralas. Satu tangan Anda menggenggam kedua tangannya, letakkan di atas dadanya, dan tangan Anda yang satu lagi letakkan di atas perutnya. Katakan, Anda paham dia kesakitan dan Anda akan menolongnya dengan memberi pijatan untuk mengusir rasa sakit. Jagalah intonasi suara Anda agar lembut dan menenangkan bayi.
  • Balurkan minyak di perut bayi, tapi pastikan tangan Anda tidak dingin sebab perpaduan antara tangan yang dingin dan minyak di perut yang sedang sakit, malah tidak nyaman! Dengan tangan yang cukup hangat, balurkan minyak secara merata di perut bayi searah jarum jam.
  • Lakukan gerakan menyendok (scooping) menggunakan seluruh jemari, mulai dari atas pusar ke arah tulang kemaluan –seperti gerakan menggali tanah dengan tangan. Lakukan 6 kali dan hitunglah dengan suara yang bisa Anda dengar sendiri untuk menjaga konsentrasi.
  • Gerakan lutut bayi ke perut. Caranya: pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan erat, lalu tekuk kaki bayi –kedua lutut saling rapat– dan dorong lutut hingga menekan perut dengan lembut. Tahan sejenak, lakukan 6 hitungan, lalu lepaskan sambil menggerakkan kaki dengan gerakan seperti memompa naik turun, sambil mengatakan, "Relaks... relaks… relaks.”
  • Gerakan huruf n, dilakukan mulai dari arah usus buntu bayi (sebelah kiri Anda) ke arah usus pembuangan menyeberangi perut. Lakukan 6 hitungan dengan suara yang cukup terdengar. Hati-hati, saat jari turun ke usus pembuangan, stop di sana, angkat jari dan pindahkan jari ke arah usus buntu, mulai lagi ke hitungan berikutnya.
  • Ulangi rangkaian pijat dari awal sebanyak 3 kali pada bayi yang tengah diserang kolik. Untuk bayi yang memang menderita kolik, lakukan rangkaian pijatan 3 kali sehari, 3 set, selama 4 minggu, sampai kolik berkurang. Untuk pencegahan, lakukan pijatan ini 3 set, 1 kali saja saat pulang dari berpergian.
sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/kiat.mengusir.kolik/001/001/1740/4/konstipasi+pijat/Pra+Konsepsi/01/5

Kamis, 15 Maret 2012

3 Tips Agar Bayi Tidur Lebih Nyenyak

Sumber :http://www.littlies.co.nz/attachments/11babysleepdreamstime.gif
Lakukan 3 langkah istimewa berikut yang akan membuat bayi Anda menjadi rileks dan tidur lebih nyenyak.

1. Mandi. Mandi atau seka dengan air hangat (30ºC-35ºC). Gunakan sabun lembut untuk membuat bayi rileks dan siap tidur. Jadikan aktivitas ini sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan Anda dengan sang buah hati.

2. Pijat. Seusai mandi lakukan pijatan lembut yang dapat menenangkan bayi. Usapkan baby oil atau baby lotion secara merata ke telapak tangan Anda, lalu pijatlah perut bayi perlahan-lahan. Selanjutnya dengan gerakan lembut, usapkan tangan Anda mulai dari bahu turun ke pinggang, dari paha turun ke kaki dan naik lagi ke paha. Kemudian, pijatlah bagian bahu ke tangan dan kembali lagi ke bahu.

3. Saat tenang. Cipatkan suasan tenang, dengan me-ninabobokkan. Membaca dongeng atau memutarkan musik lembut. Taburkan bedak lembut ke tubuhnya untuk membuat si kecil menjadi lebih tenang dan rileks.


Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Tips/3.tips.agar.bayi.tidur.lebih.nyenyak/001/005/1082/2/4
 

Rabu, 14 Maret 2012

Bayi Jangan Sering Terbangun Saat Tidur Agar Otaknya Optimal

(foto : Thinkstock)
Jakarta, Bayi diketahui memiliki waktu tidur yang panjang dan lama. Orangtua sebaiknya menjaga agar bayi tidak sering terbangun saat tidur terutama malam hari untuk membantu mengoptimalkan perkembangan otaknya.

"Ketika tidur maka bayi akan mengingat kembali stimulasi yang sudah didapatnya, untuk itu sebaiknya orangtua melindungi waktu tidur bayi," ujar dr Rosalina Dewi Roeslani, SpA(K) dalam acara Mamypoko mendampingi ibu mendapatkan pemahaman yang tepat seputar mitos perawatan bayi baru lahir di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (13/3/2012).

dr Rosalina menuturkan saat tidur bayi akan mengalami fase REM (Rapid Eye Movement) dan juga fase Non-REM (Rapid Eye Movement). Ketika bayi memasuki fase REM maka ia akan mengingat bagaimana cara berjalan, bergerak. Sedangkan saat fase Non-REM ia akan mengingat suara ibu, suara ayah, suara televisi atau suara pintu.

"Stimulasi yang didapatkan si anak ini akan mempengaruhi perkembangannya dan bayi yang terganggu tidurnya bisa mengalami masalah terutama mental seperti gangguan tingkah laku," ujar dr Rosalina.

Hal ini juga didukung oleh studi yang menggunakan bayi di dalam inkubator yang mana ia tidur sendiri, tidak ada ibu, dan pintu inkubator seringkali dibuka untuk mengambil darah bayi atau membetulkan posisi oksigen.

Dalam studi ini diketahui bayi yang tidurnya terganggu atau sering terbangun akan mengalami masalah tumbuh kembang salah satunya adalah mengganggu kepercayaan si bayi terhadap orang dewasa.

"Untuk itu sebaiknya bayi jangan sering terbangun ketika sedang tidur terutama di malam hari," ujar dr Rosalina dari Divisi Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Seorang bayi yang baru lahir hingga ia berusia 2 bulan membutuhkan waktu tidur sampai 18 jam sehari, bayi berusia 3-11 bulan membutuhkan waktu tidur 9-12 jam dan ditambah dengan tidur siang.

Sumber : health.detik.com (Selasa, 13/03/2012 15:24 WIB)

Jumat, 09 Maret 2012

10 tahap penting perkembangan bayi

Gerakan bayi baru didominasi oleh gerak refleks. Dengan berkembangnya sistem saraf, di usia 2 bulan gerakan refleksnya berkurang, dan kemampuan kognitif serta sosial bayi berkembang pesat. Berikut ini 10 tahap perkembangan penting bayi  Anda:   

1. Tengkurap (usia 3 - 4 bulan). Tengkurap terjadi ketika bayi berhasil bertumpu pada perutnya dan bertahan pada posisi tersebut beberapa saat. Anak tengkurap diawali dengan kemampuan memiringkan badannya ke kanan dan ke kiri, lalu ia belajar berguling di usia 1,5 – 2 bulan. Bayi Anda belajar tengkurap pertama kali pada satu sisi, dilanjutkan di sisi lain, kemudian berbalik lagi. Ketika mencapai usia 3-4 bulan, saat otot lehernya semakin kuat  ia dapat berbaring telentang dengan memandang lurus ke depan. Lengan dan kakinya pun lebih bebas bergerak sejalan dengan kemampuannya menggerak-gerakkan kepalanya. Ia juga mulai berlatih berguling dan mengangkat kepalanya dalam posisi tengkurap. Baru di usia 5 bulan ia bisa tengkurap sendiri.

2. Mengangkat kepala (usia 4 bulan). Di usia 2 bulan bayi Anda mampu mengontrol gerakan leher dan kepalanya. Ia dapat mengangkat kepala membentuk sudut 45 derajat dengan cara bertopang pada kedua tangannya saat usiannya 3 bulan. Di usia 4 bulan, bayi bisa mengangkat kepalanya dengan sudut lebih besar yaitu 90º dalam posisi tengkurap. Kemampuan mengangkat kepalanya ini membantu melatih ketajaman penglihatannya. Ia pun mulai menengadahkan kepalanya untuk mencari Anda bila mendengar suara Anda.
  
3. Memekik gembira (usia 4-5 bulan). Pernahkan Anda mendengar si kecil mengeluarkan suara dengan nada tinggi penuh kesenangan saat berhasil meraih benda yang diinginkan atau ketika ia merasa senang dengan kehadiran Anda? Di awal hidupnya, suara-suara yang dikeluarkannya merupakan respons tubuhnya terhadap emosi saat itu. Namun di usia 4 bulan ke atas, bayi mengeluarkan suara dengan tujuan lebih jelas. Ia akan berteriak dengan gembira bila berhasil mencapai keinginannya. Suara yang dikeluarkannya adalah sarana untuk mengungkapkan perasaannya atau berkomunikasi dengan orang-orang di sekelilingnya. Masa berceloteh ini memang sangat dinikmati si kecil. Perhatikan saja saat ia melakukan aktivitas sehari-hari, Anda akan mendengar celotehannya. Ia akan mengeluarkan suara yang menyerupai huruf hidup seperti “aaaahh”, “uuuhhh”, “aaiii.”

4. Memegang dua benda di dua tangan ( usia 7–8 bulan). Di usia 4–5 bulan, keduanya tangan anak semakin terampil. Bila Anda memberinya mainan berwarna cerah, ia akan menggerakkan lengan dan tangannya menggapai ke arah mainan tersebut. Gerakan menggapai ini melatihnya untuk meraih lalu menggenggam dan memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lain. Di usia 7-8 bulan, keterampilan jari-jemari si kecil meningkat. Ia akan menggunakan tangan yang berbeda untuk tujuan berbeda. Satu tangan digunakan untuk bereksporasi, sementara tangan lain untuk memegang. Perhatikan, bila satu tangannya memegang mainan kemudian tangan satunya diberikan mainan lain, ia tetap akan memegang mainan pertamanya namun tangan yang satu mengambil mainan yang Anda tawarkan itu. Jika ada Anda memberikan sebuah mainan lagi, salah satu mainan yang sedang dipegangnya itu akan dibuangnya kemudian ia akan mengenggam mainan ketiga yang Anda tawarkan itu.
  
5. Duduk (usia 7-8 bulan). Tonggak perkembangan yang mengagumkan dari seorang anak adalah saat ia bisa duduk sendiri. Ketika otot-otot punggung dan lehernya sudah cukup kuat untuk menopang tubuhnya, ia belajar duduk. Setelah  belajar mengangkat kepalanya saat tengkurap, tahap selanjutnya si kecil belajar bagaimana menyangga tubuhnya menggunakan kedua lengannya dan mengangkat tubuhnya semacam mini push-up. Sekitar usia 6 bulan, bayi Anda mencoba duduk sendiri dengan mengandalkan satu atau kedua tangannya untuk duduk. Baru di usia 7 – 8 bulan  ia mengusai kepandaian baru yaitu dapat duduk sendiri dari tengkurap kemudian bangun sendiri dengan bantuan tangannya. Dengan kemampuan duduk ini, ia dapat meraih benda yang diinginkannya.

6. Merangkak (usia 7-8 bulan). Merangkak adalah cara pertama bayi untuk dapat mengeksplorasi sekeliling ruang untuk mempelajari hal-hal baru yang menarik perhatiannya. Cara anak merangkak adalah ketika ia akan belajar keseimbangan melalui tangan dan lututnya kemudian belajar maju mundur mendorong tubuhnya dengan mendorong lututnya. Kepandaian merangkak ini adalah juga  salah satu cara menguatkan otot-otot yang akan membantunya belajar berjalan. Usia rata-rata anak  belajar merangkak saat ia mulai dapat duduk tanpa bantuan di usia 7-8 bulan. Dia dapat mengangkat kepalanya untuk melihat sekelilingnya dan otot-otot lengan, kaki dan punggungnya cukup kuat untuk mencegahnya jatuh ke permukaan saat ia mencoba bangkit dengan bantuan tangan dan lututnya. Di usia 9-10 bulan, bayi Anda mencapai kepandaian baru yakni merangkak mundur untuk mengambil ancang-ancang duduk. Si kecil juga menguasai teknik yang lebih maju yaitu “cross-crawling,” gerakan merangkak  menggunakan satu tangan dan satu kaki yang berlawanan (misalnya tangan kanan dan kaki kiri) secara bersamaan.

7. Makan sendiri (usia 6-9 bulan). Makan sendiri dimulai sejak usia 6 bulan yaitu saat bayi Anda sudah bisa menggunakan tangan dan jari-jarinya dengan baik dan koordinasi mata serta tangannya yang juga semakin baik. Si kecil dapat meraih benda yang jaraknya sekitar 25 cm dengan kedua tangannya kemudian memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lain. Ia juga senang memasukkan segala sesuatu ke mulut, dan dapat memegang dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengambil makanan. Tambahan pula gigi-geliginya yang mulai tumbuh di usia 6 bulan membuat si kecil terdorong mulai belajar menggigit benda yang masuk ke dalam mulutnya.  Di usia 6 bulan ia sudah juga mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MP ASI) atau makanan padat. Di usia 8-9 bulan, kedua tangannya semakin terampil mengenggam suatu benda. Ia bisa memegang sendok meski masih kagok ketika memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Biarkan ia bereksperimen menggunakan sendok dan memasukkan benda itu ke mulutnya.

8. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal (usia 9-12 bulan). Saat si kecil sudah mengenali anggota keluarganya di usia sekitar 6 bulan, ia mulai dapat membedakan wajah orang-orang dekat dalam  kehidupannya. Pada masa ini keterikatannya dengan orang yang dikenalnya  lebih berarti. Ia dapat melihat, mendengar dan mengingat orang yang dikenalnya. Di usia ini pula ia mampu mengamati wajah dengan seksama. Dari sini ia mulai berkenalan dan akrab dengan orang-orang terdekatnya. Tak heran di usia 9 bulan ke atas ia mulai sadar wajah orang-orang yang asing baginya. Ketika ia menyadari sedang seorang diri dengan orang yang tidak dikenalnya, timbul rasa takut. Bayi usia 8 bulan sudah bisa merasa takut terhadap orang asing. Si kecil yang mau digendong oleh orang yang dikenalnya, jadi tiba-tiba lebih mudah menangis bila ditinggal sendiri bersama orang lain yang tak dikenalnya.

9. Berjalan (usia 12-13 bulan). Langkah pertama merupakan gerakan awal anak untuk menjadi sosok yang mandiri.  Di usia 8-9 bulan ia mulai bisa mengangkat tubuhnya ke posisi berdiri. Biasanya si kecil akan menumpukkan kedua tangannya pada meja, kursi atau perabot rumah tangga atau apapun yang bisa menahan berat badannya. Ia kemudian akan belajar merambat, menggeserkan kedua tangannya ke samping diikuti oleh langkah kedua kakinya. Di usia ini kepandaian anak dalam belajar berjalan semakin baik. Jika Anda memegang kedua tangannya ia akan menapak dan mulai melangkah. Lama-lama otot-otot kakinya semakin terlatih dan kuat. Si kecil juga kian  semangat menjajal kemampuannya berjalan. Di usia 11 bulan, ia sudah mampu berdiri sendiri dalam waktu sekitar 2 detik tanpa bantuan apa pun karena ia memang sudah pandai menjaga keseimbangan tubuh. Lalu anak mulai mencoba melangkah sendiri 2-3 langkah  Di usia 12 bulan, hupla, ia telah siap berjalan meski kadang-kadang masih sedikit limbung.

10 . Bicara (usia 18 - 24 bulan). Rata-rata anak bisa lancar bicara di usia 2 tahun. Sebelum kata-kata pertama keluar dari mulutnya, dia belajar peraturan berbahasa dan melihat bagaimana orang dewasa berkomunikasi. Ia mengawalinya dengan menggunakan lidah, mulut, langit-langit dan gigi-geliginya untuk membuat suara Lambat laun kata-kata tak berbentuk ini menjadi kata yang berarti: “mama”, “papa”, “bubu”, “susu” dan sebagainya. Sejak itu, setiap saat anak mengutip kata-kata yang didengarnya baik dari ibu atau orang-orang di sekitarnya. Kira-kira usia 18-20 bulan, si kecil   mempelajari 10 kata per hari. Dari situ ia mulai belajar membentuk kalimat. Di usia 2  tahun, ia dapat membentuk 2-3 kata menjadi satu rangkaian kalimat. Ia dapat menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dirasa, dipikirkan dan diinginkannya dalam satu rangkaian kalimat.