Jumat, 27 April 2012

Senam Bayi, Optimalkan Pertumbuhan Si Kecil

http://www.ayahbunda.co.id/support/image.others/02/506/imageBlog
INGIN bayi Anda sehat dan bugar? Coba ajak si kecil berolahraga. Konon senam bayi bisa menjadi pilihan buat sang buah hati Anda untuk tumbuh menjadi anak yang aktif dan lincah.

Menggerakkan otot-otot tubuh dan persendian tubuh menjadi inti senam. Ya, prinsip ini pulalah yang dianut dalam senam bayi. Dr Amendi Nasution SpRM menjabarkan, senam bayi sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan pada bayi, terutama persendirian tulang dan otot, agar bayi siap menghadapi tahap perkembangannya.

"Bayi usia empat bulan sudah bisa tengkurap. Lalu masuk tahap duduk, sekitar tujuh sampai delapan bulan bulan. Mulai berdiri dan merambat pada usia 10 bulan. Baru pada usia 12 bulan, bayi bisa berjalan," gamblang Amendi, dokter spesialis rehabilitasi medik, RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sependapat dengan Amendi, ahli fisioterapi RS Azra, Bogor, Daniel Sadana mengatakan, senam bayi sebagai stimulasi dalam permainan gerakan yang merangsang kemampuan gerak bayi dan tumbuh kembangnya berdasarkan ilmu syaraf motorik.

Mungkin Anda melihat si kecil sudah lincah bergerak. Meski begitu, Anda tidak boleh asal memberikan senam bayi pada buah hati. Mengapa? "Di bawah usia tiga bulan, kepala bayi masih lemah. Kalaupun ada gerakan-gerakan tertentu bisa disebut gerakan refleks. Sehingga idealnya senam bayi dilakukan saat bayi Anda usianya di atas tiga bulan," terang Daniel, selaku Koordinator Rehabilitasi Medik Anak itu.

Amendi membagi senam bayi dalam tiga tahap. Tahap pertama, senam bayi tengkurap ke arah duduk. Tahap kedua, bayi usia enam sampai sembilan bulan, senam melatih bayi bisa duduk sendiri dan berdiri. Tahap ketiga, senam bayi mempersiapkan bayi bisa rambatan dan jalan mandiri.

Tentu saja, bayi perlu distimulasi untuk melakukan gerak sesuai tahapan perkembangannya. "Belajar merangkak pada bayi usia enam sampai Sembilan bulan, bisa dirangsang dengan posisi berlutut sembari memberikan mainan di depannya yang agak tinggi. Kalau bayi 9-12 bulan yang belajar berdiri, bisa distimulasi dari posisi tengkurap untuk meraih obyek yang lebih tinggi. Lalu, meraih dan menekuk kakinya," beber Daniel.

Lagi lanjutnya, bayi yang bisa berdiri, supaya tubuhnya mulai bergerak bisa dibiarkan memegang meja atau kursi yang digerakkan Anda.

Manfaat Senam Bayi

Tentu saja, tujuan senam bayi adalah merangsang tumbuh kembang anak dan kemampuan gerak bayi optimal. Masih ada lagi manfaat lainnya, sebut Amendi, melatih otot dan persendian, memperlancar peredaran darah, menjaga kinerja jantung, melatih kewaspadaan terhadap situasi dan posisi, artinya menjaga keseimbangan tubuh agar tidak gampang jatuh. Yang terpenting, lewat sentuhan senam bayi mempererat hubungan anak dan orangtua.

"Bisa mengetahui perkembangan motorik kasar pada bayi, bahkan dapat mendeteksi keterlambatan motorik kasar," timpal Daniel. Umpamanya saja, anak usia sembilan bulan, saat melakukan senam bayi, anak belum bisa duduk. Berarti, ada yang salah pada tahap perkembangan yang seharusnya. Bisa dikatakan ada sesuatu yang bersifat patologis. Orangtua mesti curiga terhadap kelainan pada anaknya.

Senam bayi tidak bisa dipaksakan kepada anak. Kuncinya senam bayi yang ideal bagi anak adalah kenyamanan. "Bayi diletakkan dalam alas yang empuk, bayi lapar, bayi habis makan, bayi sakit, kondisi tangan pun steril dan tidak memakai perhiasan," ujar Daniel mengenai hal-hal yang mesti diperhatikan orangtua saat melakukan senam bayi.

Untuk mendapatkan hasil optimal, senam bayi sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore. "Setidaknya, satu hari sekali selama 10 menit, bayi melakukan senam bayi. Ada baiknya, sebelum mandi pagi, anak diajak senam bayi," saran dr Amendi. (Mom & Kiddie)

Alat Ukur Tumbuh Kembang Bayi

Normalkah pertumbuhan bayi Anda? Anda bisa mendeteksi secara dini gangguan tumbuh kembang bayi Anda. Cara deteksinya mudah, kok!

Coba perhatikan, setiap kali membawa bayi  ke dokter  untuk imunisasi atau karena sakit, pasti bayi akan ditimbang, diukur panjang badannya dan lingkar kepalanya. Pengukuran fisik bayi ini  adalah bagian dari faktor tumbuh kembang seorang anak. Kedua hal ini adalah hal yang utama, hakiki dan khas pada anak.

Apa yang disebut tumbuh kembang anak? “Tumbuh” sebenarnya adalah faktor pertumbuhan yaitu proses bertambah banyaknya sel-sel tubuh serta bertambahnya jaringan antar sel. Sedangkan yang dimaksud dengan “kembang” adalah faktor perkembangan yaitu proses pematangan fungsi dari organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental atau intelegensi serta perilaku anak.

Berikut akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan faktor pertumbuhan anak dalam satu tahun pertama kehidupannya.

Tiga Ukuran Fisik. Pengukuran fisik anak disebut pengukuran antropometri atau berkaitan dengan tubuh. Angka-angka yang tertera dari hasil pengukuran fisik bayi itu dicatat di buku kecil berisi catatan kesehatan bayi. Ketiga pengukuran fisik ini dilakukan terhadap bayi sejak saat ia dilahirkan.
  • Berat Badan menurut Umur (BB/U)
    Cara: menempatkan bayi, jika mungkin bajunya dibuka, dalam posisi tidur di atas timbangan khusus untuk bayi.  
    Catatan: rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir dan pada usia setahun menjadi 3 kali berat lahir. Tapi patut dicatat, hitung-hitungan tersebut bukan harga pas.
     
  • Panjang Badan menurut Umur (PB/U)Cara: membaringkan bayi dalam posisi lurus, kemudian diukur panjang badannya dari ubun-ubun  sampai ujung kaki dengan menggunakan alat ukur footboard (seperti penggaris kayu) yang dapat digerakkan agar mendapat hasil yang akurat.
    Catatan: secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai satu setengah kali panjangnya waktu lahir, dan umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.
  • Lingkar Kepala menurut Umur (LK/U)Cara: melingkarkan alat ukur berupa pita seperti yang digunakan oleh tukang jahit di kepala bayi, tepat di atas alis dan telinga bayi.
    Catatan:
    -    ukuran rata-rata lingkar kepala bayi ketika lahir adalah 35 cm.Rata-rata pada usia 6 bulan, lingkar kepala akan bertambah kurang lebih 8,5 cm menjadi 43,5 cm dan pada usia setahun akan bertambah sekitar 12 cm dari waktu lahir, yaitu menjadi sekitar 47 cm.
    -    lingkar kepala ini wajib dilakukan secara rutin pada bayi kurang dari usia 2 tahun. Ukuran lingkar kepala ini penting karena berkaitan dengan volume otak. Jika ukuran kepala bayi membesar terlalu cepat, kemungkinan ia menderita hidrosefalus. Sedangkan jika ukuran lingkar kepala tak tumbuh-tumbuh, dikhawatirkan ia menderita mikrosefali. Keduanya adalah masalah serius yang berhubungan dengan otak, sehingga berhubungan dengan kecerdasannya kelak.
Hasil penilaian itu dicocokkan dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang berlaku untuk suatu masyarakat, sehingga dokter dapat mengevaluasi dan melihat perkembangan fisik bayi.

Di Indonesia, grafik pertumbuhan yang dipergunakan berdasarkan NCHS (The National Centre for Healts) dari Amerika Serikat. Grafik inilah yang digunakan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS), atau buku catatan kesehatan anak yang diberikan pada orang tua. Grafik tersebut terdiri dari grafik pertumbuhan berat badan, lingkar kepala dan panjang badan sesuai usia dan jenis kelamin bayi.
sumber : ayahbunda.co.id

Jumat, 20 April 2012

Baby Spa Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

KOMPAS.com - Tradisi Dadah telah dikenal lama di masyarakat Jawa. Sejak dilahirkan, bayi diberi pijatan lembut yang bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah. Selain itu, pijatan pada bayi memberikan rasa nyaman karena adanya sentuhan dan kontak emosi antara ibu dan bayi. Pijatan pada bayi juga membantunya menjalani fase pertumbuhan dengan benar. Dampak positif lainnya adalah daya tahan tubuh bayi lebih baik.

Menurut Trainer dan Quality Control Taman Sari Royal Heritage Spa, Wiwit Azmi Lestari, AMF, SE, DIPL. CIDESCO, bayi perlu menjalani setiap fase pertumbuhannya dengan benar. Mulai telungkup, merangkak, duduk, dan berdiri.

"Pijatan pada bayi dapat merangsang gerakan kompleks bayi untuk bisa melalui berbagai tahapan ini dengan benar," kata Wiwit kepada Kompas Female, seusai memberikan presentasi seputar spa kepada 38 finalis Pemilihan Puteri Indonesia (PPI) 2010, di Jakarta, Kamis (7/10/2010).

Wiwit menjelaskan baby spa serupa dengan tradisi Dadah. Hanya saja, spa lebih bersifat holistik dengan dua perawatannya, baby gym dan massage. Gym dan massage untuk bayi ini aman dilakukan untuk usia 0-5 tahun.

"Usia 0-1 tahun adalah fase belajar bagi bayi. Mulai telungkup, merangkak, duduk, berdiri. Gerakan ini memang bisa dijalani secara natural. Namun apakah gerakan ini benar atau tidak, inilah yang membedakan pertumbuhan anak," jelasnya.

Misalnya, tambah Wiwit, jika ada fase yang terlewati saat belajar merangkak ke duduk, nantinya anak tak bisa bersila. Jika fase duduk ke berdiri tidak dijalani dengan baik, keseimbangan anak juga terganggu.

Senam bayi atau gym, dan pijatan yang menjadi perawatan holistik baby spa, membantu bayi melewati semua tahapan ini dengan baik.

Dampak spa untuk bayi
Spa untuk bayi menjadi sarana rekreasi keluarga. Namun bukan hanya sebatas ini manfaatnya. Perawatan spa yang merupakan terapi kesehatan untuk bayi menjadi manfaat utamanya. Terutama untuk stimulasi otot, peredaran darah, saraf juga perkembangan gerak bayi.

Dampak dari gym dan massage bayi di antaranya adalah kualitas tidur bayi lebih efektif. Perawatan ini juga merangsang otak bayi untuk berpikir dengan merasakan sentuhan dari ibunya dan perubahan suhu yang ditimbulkannya. Emosi orangtua dan anak juga terbangun dengan rutin menjalani ritual kesehatan ini. Aromaterapi yang digunakan untuk memijat bayi juga melatih penciuman bayi. Komunikasi yang dibangun orangtua melatih pendengaran bayi.

"Bayi merasakan kasih sayang ibunya dengan menjalani baby spa, massage dan gym," tandas Wiwit, menambahkan baby spa merupakan perawatan bayi yang menstimulasi seluruh organ tubuhnya.